Ratusan Emak-emak Menitikkan Air Mata Saat Ferdiansyah Cerita Soal Restu Emak

DUMAI,RBC. – Ratusan emak-emak menitikkan air mata saat Calon Wali Kota Dumai nomor urut 2, Ferdiansyah SE menceritakan sulitnya mendapatkan restu dari emak kandungnya, Hj Maheni untuk maju sebagai calon Wali Kota Dumai 2025 – 2030.

 

Itu terjadi saat Ferdiansyah menggelar kampanye dialogis di Rumah Kemenangan Fatonah di Jalan Cendrawasih RT 03 Kelurahan Laksmana Kecamatan Dumai Kota, Sabtu (09/11/2024) sore.

 

Ferdi yang Sabtu sore itu tengah mengawali orasi politiknya, tiba-tiba turun dari panggung dan mendekati emaknya yang berada di barisan paling depan bersama warga yang mengikuti kampanye.

 

Ibu Ferdi langsung berdiri. Sesaat kemudian memeluk Ferdi. Pelukan sang ibu disambut gemuruh tepuk tangan seribuan warga yang hadir pada kampanye sore itu. Tak sedikit emak-emak yang menitikkan air mata. Mata kaum lelaki yang hadir tampak berkaca-kaca.

 

“Ini emak sayo. Yang melahirkan sayo. Dan menyekolahkan sayo. Menyekolahkan kami empat beradik. Dan Alhamdulillah semuonyo berhasil,” kata Ferdi dengan mata berkaca-kaca dan suara tersendat.

 

Ferdi menjelaskan, awalnya emaknya kurang merestui dirinya untuk maju sebagai calon wali kota. Emak beralasan tak ada yang harus dikejar karena secara ekonomi sudah lebih dari cukup.

 

“Saya bertanya dengan emak. Ijin sayo maju sebagai calon wali kota. Emak betanyo, apolagi yang dikau cari nak. DPRD dah duduk, usaha ada. Apo lagi yang kamu cari nak. Apo uang nak dibeli dapat,” kata Ferdi yang diiyakan Hj Maheni dengan anggukan dan mengusap air matanya.

 

Ferdi menjelaskan bahwa Dumai adalah tanah kelahirannya. Saat ini Dumai membutuhkan orang bisa membawa ke arah lebih baik. Menuju masyarakat yang lebih sejahtera.

 

“Kata emak, kalau itu niat baikmu, majulah. Tapi jangan pernah mengambil hak orang lain. Dan sekarang hampir setiap hari emak WA, setiap pagi emak menyampaikan jangan sampai dikau silap nak. Hidup di dunia ini sementara. Kekal itu di akhirat,” kata Ferdi menyampaikan ucapan emaknya. (*)

 

(R18)